Olahraga Tradisional Khas Indonesia

Dikenal bersama keberagaman budayanya, Indonesia ternyata miliki olahraga tradisional yang masih dilestarikan sampai sekarang, loh. Menyadur dari laman Liputan6, olahraga tradisional merupakan keliru satu aset budaya Indonesia bersama ciri khas, yakni ketepatan reaksi, kecepatan, kelenturan, dan kekuatan. Olahraga tradisional ini udah dianggap secara turun-temurun oleh grup budaya, etnis, dan suku di Indonesia.

Olahraga Tradisional Asal Indonesia

Paling menarik adalah sebagian olahraganya udah diresmikan secara nasional dan internasional. Maka dari itu, sebagai masyarakat Indonesia kami patut berbangga gara-gara Indonesia miliki segalanya—alam yang indah, daratan yang subur, bentangan laut yang luas, keanekaragaman budaya, dan lain sebagainya. Lalu, apa saja ya olahraga tradisional yang berasal dari Indonesia tersebut? Intip daftanya seasidevolleyballclub.com di artikel ini, yuk!

Pencak Silat

Melansir Liputan6, pencak silat merupakan seni bela diri asal Indonesia yang memerhatikan faktor spiritual dan mental. Seni bela diri ini menjadi dikenal di kancah internasional, dianggap di dunia olahraga, dan pertama kali dipertandingkan di cabang olahraga kala Asian Games tahun 2018. Tak hanya itu, seni bela diri ini terhitung udah ditetapkan sebagai keliru satu Warisan Budaya.

Menurut sejarah, pencak silat bermula dari cara nenek moyang Indonesia kala menjaga diri dari tantangan alam. Mereka menciptakan gerakan yang menirukan hewan layaknya elang, ular, harimau, dan kera. Peneliti silat, Donald F Draeger menyebutkan bahwa peristiwa silat dapat diamati dari pahatan relief di Candi Prambanan dan Borobudur dan artefak senjata yang ditemukan pada masa Hindu-Buddha.

Di Indonesia, tiap-tiap daerahnya miliki ciri khas pencak silatnya sendiri. Misalnya saja, Jawa Timur kondang bersama aliran Perisai Diri; Jawa Tengah kondang bersama Merpati Putih; Jawa Barat kondang bersama Pencak Silat Cikalong dan Cimade; Sumatra Barat kondang bersama Silek Harimau, dan lainnya.

Jemparingan

Jemparingan merupakan keliru satu olahraga tradisional khas Indonesia yang kebanyakan dikerjakan di lingkungan keraton. Jemparingan diambil kesimpulan seni memanah yang berasal dari Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat atau jemparingan type Mataram Ngayogyakarta. Mulanya, olahraga ini hanya dimainkan di kalangan keluarga Kerajaan Mataram, tapi saat ini seni memanah ini udah dapat dimainkan oleh semua orang.

Asal usul olahraga panahan ini bermula kala Sri Sultan Hamengku Buwono I, raja pertama Yogyakarta (1755-1792) mendorong para pengikutnya sehingga belajar memanah bersama tujuan untuk menumbuhkan watak ksatria didalam diri. Watak ksatria sendiri mempunyai kandungan empat nilai, yakni ora mingkuh, sengguh, greget, dan sawiji. Keempat nilai selanjutnya diperintahkan untuk dijadikan pegangan masyarakat Yogyakarta.

Berbeda bersama panahan pada umumnya, jemparingan kebanyakan dikerjakan bersama posisi duduk bersila di lantai. Kemudian, busur panah diletakkan di depan perut dan kala membidiknya tidak Mengenakan mata tapi berdasarkan perasaan si pemanah. Gaya memanah layaknya ini seiring bersama filosofi “Pamenthanging Gandewa Pamanthenging Cipta”, menarik busur bersama fokus senantiasa pada sasaran.

Pacu Jalur

Pacu Jalur merupakan olahraga mendayung yang berasal dari Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Provinsi Riau. Olahraga ini kebanyakan diikuti 50-60 orang, tapi dapat lebih sedikit tergantung pada panjang perahu yang digunakan. Biasanya, perahu yang dijadikan untuk olahraga ini adalah kayu utuh tanpa kelanjutan atau biasa disebut kayu gelondongan. Masyarakat setempat sering menyebutnya jalur. Maka dari itulah dinamakan pacu jalur.

Tradisi pacu jalan ini diwariskan secara turun-temurun lebih dari 100 tahun lalu. Awalnya, masyarakat menggunakan jalan untuk alat transportasi, tapi saat ini jalurnya sering kali digunakan untuk perlombaan. Pada masa penjajahan Hindia Belanda, pacu jalan dibuat untuk perayaan hari jadi Ratu Wilhelmina. Namun, sehabis Indonesia merdeka, pacu jalan diselenggarakan untuk merayakan hari keagamaan layaknya Idul Fitri.

Untuk melestarikan kebiasaan pacu jalan ini, maka tiap-tiap tahunnya diselenggarakan festival Pacu Jalur di Tepian Narosa, Teluk Kuantan, Riau,. Festival ini kebanyakan diselenggarakan pada bulan Agustus atau berdekatan bersama Hari Kemerdekaan Indonesia. Masyarakat Kuansing pun berbondong-bondong menyaksikan keseruan festivalnya.

Nah, tak sekedar ke-3 olahraga di atas, Indonesia terhitung miliki olahraga tradisional lainnya layaknya Pathol, Lompat Batu, Egrang, Tarung Derajat, Bakiak, Karapan Sapi, dan sekali sebagainya. Wah, bangga sekali ya jadi masyarakat Indonesia!

By admin 8